Diperbarui: 31 Januari 2024, 13:29 WIB Diterbitkan: 31 Januari 2024, 13:26 WIB
Bola.net - Klub-klub Liga Malaysia sepakat menambah kuota pemain asing pada musim 2024/2025. Jika pada musim 2023 setiap tim bisa mendaftarkan sembilan pemain, musim ini kuota pemain asing ditambah satu.
Liga Super Malaysia musim 2023/2024 akan dimulai pada 3 Mei 2024. Berbeda dari edisi sebelumnya, musim ini Liga Super Malaysia akan digelar lintas tahun. Liga baru akan berakhir pada 20 April 2025.
Selain itu, perubahan juga terjadi pada regulasi pemain asing. Liga Bola Sepak Malaysia (MFL) selaku operator baru saja mengeluarkan peraturan baru soal kuota pemain asing untuk musim 2024/2025.
MFL membuat aturan baru setelan mendapat permintaan dari klub. Aturan itu adalah klub-klub tertentu bisa mendaftarkan hingga 10 pemain asing. Seperti apa penjelasannya? Simak ulasan lengkapnya di bawah ini ya Bolaneters.
Pada musim 2024/2024, paling tidak ada tiga tim Malaysia yang akan bersaing di level Asia. Nah, agar lebih kompetitif pada level Asia, mereka dibolehkan untuk mengontrak 10 pemain dan daftarkan untuk liga domestik.
Sementara, seperti yang berlaku pada musim 2023, klub peserta Liga Super Malaysia punya kuota sembilan pemain asing.
Meskipun diperbolehkan mengontrak sembilan hingga 10 pemain asing, klub-klub Liga Super Malaysia tidak bisa memainkan semua pemain itu.
Musim ini, ada enam pemain asing yang bisa dimainkan dalam pertandingan. Enam pemain itu terdiri dari empat pemain bebas, satu pemain Asia, dan satu pemain ASEAN. Lalu, ada satu pemain asing lain yang bisa duduk di bangku cadangan.
Aksi Saddil Ramdani pada laga uji coba Timnas Indonesia vs Timnas Libya (c) PSSI
MFL membuka lebar-lebar pintu bagi pemain ASEAN untuk bermain di Liga Super Malaysia. Setiap pemain ASEAN dengan minimal tiga caps tim nasional boleh bergabung dengan klub Malaysia. Jika jumlah caps mereka kurang, harus dapat izin khusus dari MFL.
Pada musim 2024/2025, ada beberapa pemain ASEAN yang akan bermain di Malaysia. Dua nama berasal dari Indonesia yakni Jordi Amat dan Saddil Ramdani.
Selain itu, ada juga beberapa pemain ASEAN lain seperi Saranon Anuin (Thailand), Nazhiim Harman (Singapura), Patrick Reichelt, Jesper Nyholm (Filipina), Kyaw Min Oo, Hein Htet Aung (Myanmar), dan Pedro Henrique (Timor Leste).
SKOR.id - Pada 2022 tepatnya akhir Juli, Malaysia Football League (MFL) selaku operator Liga Malaysia mempresentasikan restrukturisasi kompetisi Negeri Jiran.
Kompetisi di Malaysia untuk 2023 hanya satu kasta. Kompetisi itu adalah Liga Super Malaysia saja dan akan berisi 18 tim.
Jumlah itu rinciannya 12 dari klub Liga Super Malaysia dan enam peserta Liga Premier Malaysia.
Namun pada kenyataannya, Liga Super Malaysia 2023 hanya diisi 14 klub saja. Sebab, empat klub dinyatakan tak berkompetisi.
Petaling Jaya City FC dan UiTM FC memilih mundur sekaligus mengakhiri eksistensi mereka di Liga Malaysia per 2023.
Sedangkan Sarawak United dan Melaka United gagal memenuhi standar lisensi sebagai klub yang layak berkompetisi.
Liga Malaysia, selain meningkatkan nilai komersial untuk menarik lebih banyak sponsor.
Dengan hanya ada satu kasta, Liga Premier Malaysia mulai musim ini tak lagi ada.
Hanya saja, setiap klub Liga Super Malaysia memiliki feeder club dan akan bermain di reserve league atau kompetisi tim cadangan.
Penghapusan Liga Premier Malaysia dilakukan dalam jangka waktu tertentu sebelum diluncurkan kembali sebagai kompetisi semi-pro.
Selain itu, perubahan di Liga Malaysia mulai 2023 adalah soal kuota pemain asing yang menjadi sembilan orang.
Setiap klub Liga Super Malaysia boleh memakai sembilan pilar impor dengan rincian tujuh dari negara bebas, satu asal negara anggota AFC, dan satu pesepak bola ASEAN.
Meski demikian, MFL hanya mengizinkan lima pemain impor yang berada di lapangan dan satu di bangku cadangan. Itu sesuai aturan AFC.
Namun, penggunaan pemain impor tidak wajib dan tergantung pada kesesuaian serta perencanaan masing-masing klub.
Sejauh ini sampai 4 Februari 2023, dua pesepak bola Indonesia berstatus pemain asing di Liga Super Malaysia musim ini.
Ada Jordi Amat yang merupakan pilar Johor Darul Takzim dan Saddil Ramdani yang kembali membela Sabah FC.
Suara.com - Liga Thailand dikabarkan mengubah regulasi soal pemain asing. Situasi ini membuat peluang Rizky Ridho dkk untuk abroad terbuka lebar.
Perubahan regulasi pemain asing Liga Thailand dibagikan oleh akun X @talao_ yang menyebutkan di musim depan bahwa akan menerapkan aturan 5+2 untuk pemain asing.
"Liga Thailand musim depan akan menerapkan aturan kuota asing 5+2. 5 pemain asing (dari mana saja) + 2 pemain ASEAN di lapangan sekaligus," cuitnya.
"Hingga 7 pemain asing (dari mana saja) + pemain ASEAN tanpa batas bisa didaftarkan per tim," sambungnya.
Baca Juga: Wajah Melas Eliano Reijnders saat Lepas Rompi Cadangan Timnas Indonesia, Warganet: Masuk Skuad Cuma...
Jika regulasi tersebut diterapkan, peluang pemain Indonesia untuk abroad ke Liga Thailand bisa terbuka lebih lebar.
Belum lama ini, penggawa timnas Indonesia Rizky Ridho sempat menyatakan bahwa dirinya bermimpi untuk main di Liga Thailand.
"Jadi kaya saya pengen banget dari dulu sebelum cita-cita ke Eropa, dari dulu saya pengen banget main ke Thailand. Saya tanya-tanya ke kakak Yanto (Basna) bagaimana di Thailand," ucap Rizky Ridho di siniar Sport77.
"Terus dia bilang nanti kalau Ridho kontrak habis di Persebaya hubungi kakak (Yanto) ,nanti siapa tahu bisa dibawa ke Thailand pakai agen dia. Dan waktu saya habis di Persebaya, saya tidak kepikiran hubungi kakak Yanto, kelupaan akhirnya sudah tanda tangan sama Persija," sambungnya lagi.
Adapun saat ini, sudah ada pemain Indonesia yang berkarier di Liga Thailand yaitu Asnawi Mangkualam dan Ronaldo Kwateh.
Baca Juga: Cetak 2 Gol ke Gawang Arab Saudi, Berapa Harga Pasar Marselino Ferdinan?
Pemain-pemain Indonesia diduga gelisah dengan wacana kuota delapan pemain asing di Liga 1 musim depan. Padahal di Malaysia dan Thailand sudah lumrah.
Kebijakan delapan pemain asing di Liga 1 musim depan diwacanakan dengan komposisi 6 bebas+ 2 Asia. Nantinya klub hanya bisa memasang lima pemain asing+1 Asia sebagai starter, 1 pemain asing+1 Asia sisanya harus duduk di bangku cadangan.
Dua pemain di bangku cadangan itu juga punya batasan jika memang akan ditampilkan klub. Mereka cuma bisa masuk menggantikan pemain asing lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diduga wacana ini merupakan keputusan yang akan diambil karena melambungnya harga pemain-pemain lokal. Buat yang berlabel timnas, maka harganya bakal lebih tinggi lagi.
Perlawanan pun mulai dilancarkan para pemain lokal lewat kampanye 'inisepakbolaindonesia?' di media sosial. "Pertanyaan untuk kita semua, apakah ini kompetisi sepakbola Indonesia?" begitu tulisan pernyataan yang melengkapi setiap postingan pemain yang ikut gerakan tersebut, sebagian besar berkiprah di Liga 1.
Sayang belum ada pemain yang mau angkat bicara saat coba dikonfirmasi soal gerakan ini. Maman Abdurrahman, Abduh Lestaluhu, Syahrian Abimanyu, hingga Rizky Darmawan belum menjelaskan pertanyaan detikSport sampai tulisan ini dibuat.
Terlepas dari itu, banyaknya kuota pemain asing sebenarnya hal lumrah di era globalisasi. Jangankan di Eropa, di kompetisi-kompetisi terbaik Asia Tenggara pun sudah lumrah.
Di Liga Super Malaysia musim ini (2024/25) misalnya yang mengizinkan klub mengontrak sembilan pemain asing dengan komposisi 7+1 Asia+ 1 ASEAN. Pemain ASEAN yang bisa direkrut harus punya minimal 3 caps bersama timnas negaranya.
Dalam pertandingan, hanya enam pemain asing yang bisa ditampilkan dan satu pemain asing duduk di bangku cadangan. Dua sisanya tidak bisa masuk daftar susunan pemain (DSP).
Jumlah kuota pemain asing di Thai League 2024/25 juga sama seperti Malaysia. Komposisinya sedikit berbeda yakni satu di antaranya Asia dan maksimal tiga pemain ASEAN yang sudah berlaku sejak musim 2022/23.
Meski begitu, pemain lokal yakni Supachai Chaided tetap sukses keluar sebagai topskor alias pencetak gol terbanyak musim 2022/23 dan 2023/24. Kesuksesan Supachai membuktikan bahwa pemain lokal berkualitas juga bisa bersaing dengan pemain asing.